Rabu, 02 Desember 2015

ISLAM YANG DAMAI HANYA ADA DI MIMPI ORANG MUNAFIK

Setiap muslim pastilah merasa paling tahu tentang islam dan yang mereka tahu hanyalah dengar dengaran tanpa pernah berpikir dan bertanya tentang apa yang diketahuinya.

BUKA MATAMU LEBAR LEBAR.

Dunia ini bukanlah dunia yang “STOP” pada pemikiran brutal abad ke 7 ala gurun pasir!!!!!
Tehnologi informasi menyediakan segala sesuatu yang ingin kamu pelajari.

Berapa banyak muslim yang dengan pongahnya berpikir bahasa arab harus dimengerti dengan nahwu sorof karena bahasa ilahi yang sulit untuk dimengerti????!!!!!
Literatur literatur islam dan sejarah tentang islam dapat dengan mudahnya kamu akses melalui internet. Tipu tipu tidak cukup untuk meyakinkan setiap orang bahwa MATAHARI MENGELILINGI BUMI atau BUMI DATAR BAGAI KARPET DIBENTANGKAN.

Lalu kamu akan mudah membaca dan mengartikan ayat ayat suci, ayat ayat setan yang berasal dari , SANG PENYESAT, PENIPU ULUNG yang memutar balikkan semua bukti dan fakta untuk menyesatkan manusia.

Masihkan kamu belum tahu tentang islam?
ISLAM AGAMA DAMAI??????!!!!!!!!!

http://quran.com/8/ (QS Al-‘Anfal)

- Dan ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir,8. agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya.

Iblis akan berusaha memusnahkan orang orang yang tidak menyembah Iblis. Orang orang kafir adalah orang orang yang tidak menyembah Iblis yang mengaku ngaku sebagai pencipta.
Tuhan yang sejatilah yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

- (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.
Iblislah yang memerintah sebagian manusia dalam persekutuan Iblis untuk memusuhi manusia lainnya.
Ketahuilah bahwa IBLIS DAN TURUNANNYA seuhkuwah islamiah dengan ADAM DAN TURUNANNYA dalam agama islam

- yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya.
17. Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Tidakkah kamu pahami Iblis memberikan trik trik husus kepada sebagian manusia agar terbebas dari rasa bersalah dengan membunuh sesama manusia? Pernahkah kamu mengetahui kata kata apa yang diteriakkan ketika ada manusia manusia barbar, biadab membunuhi manusia lain? Tahukah kamu yel yel Al qaidah, ISIS, teroris yang dengan bangganya membunuhi manusia lain atas nama IBLIS?
karena kunci islam adalah:
- Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintahnya).

Hadis Sahih Bukhari, Volume 1, Book 2, Number 24:
Dikisahkan oleh Ibn ‘Umar:
Rasul Allah berkata, “Aku telah diperintahkan (oleh Allah) untuk memerangi orang2 sampai mereka mengaku bahwa tidak ada yang patut disembah selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah, dan melakukan sembahyang dengan sempurna dan membayar zakat, sehingga jika mereka melakukan hal itu, maka selamatlah nyawa dan harta mereka dariku kecuali dari hukum2 Islam dan amal mereka akan dihitung oleh Allah.”

Sampai saat ini perintah perintah pembunuhan terhadap KAFIR, mereka mereka yang tidak percaya sama ALLOW SWT, mereka mereka yang tidak percaya pada allow dan rasulnya….. MASIH BERLAKU!!!!!!
Maukah kamu mentaati perintah perintah sorang barbar yang berasal gurun pasir abad ke 7
Adakah manusia yang kamu ketahui selama kamu hidup melakukan perbuatan perbuatan ini sekaligus?
– Mengawini anak anak yang belum mens, menipu istri sendiri dan mencabuli perempuan lain di ranjang istrinya, mencuri, merampok, membunuhi orang orang yang tidak sesaui dengan pendapatnya, menjarah, merampok dan membunuhi ratusan orang sekaligus, menyodok seorang wanita pada hari yang sama kepala suaminya, kepala bapaknya, kepala saudaranya dan ratusan kepala kaum kerabatnya dipenggal pada hari yang sama dan berbagai kejahatan lainnya.

Tahu apa kamu tentang islam, dan silahkan kamu baca kesaksian berikut ini:
Saya sdh menunggu 20 tahun lebih utk ketemu dgn ajaran Rasullulah SAW yg damai.
Tak ketemu, tak ada yg bawa ke hadapan saya bukti kedamaian yg berdasarkan ayat Quran atau hadits.
Yang saya lihat justru semakin hari semakin bisa disaksikan tanpa fitnah, bhw pelaku kekejaman dan pembodohan pada rakyat itu 99% adalah orang Islam. Silakan baca berita dan nonton TV.
Apakah saat berlaku kejam itu ummat islam sdg mencontoh Jesus? Atau mencontoh sang Buddha? Apakah saat menyembelih leher itu mereka menyebut nama YAHWEH dengan khidmat?

Ataukah Muhammad SAW yg jadi tauladan mereka… Dan asma Aulloh SWT yg mereka teriakkan saat membakar, mengebom, menyembelih, mencabuli wanita kafir.

Islam yg damai hanya ada di mimpi orang munafik.

Mabok dengan cara berdzikir

Duladi : Sekarang saya akan membahas soal dzikir.
Kafir   : Apa itu dzikir, Wak Dul?



Duladi : Dzikir adalah mengucapkan kata-kata Arab yg berasal dari Alquran atau Sunnah ( = ucapan / doa Muhammad) yang terus-menerus (diulang-ulang). Kata-kata yang biasa diucapkan adalah berupa kata-kata pujian untuk Awloh, semisal "Subhanallah" ( = Maha Suci Awloh), "Alhamdulillah" ( = segenap puji bagi Awloh), "Allahu Akbar" ( = Awloh Maha Besar), "la illaaha illallah" ( = tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Awloh), atau hanya sekedar menyebut kata "Awloh, Awloh, Awloh" saja terus-menerus.

Kafir   : Berapa kali kata-kata itu harus diucapkan, wak ?
Duladi : Puluhan dan bahkan hingga ribuan kali.
Kafir   : Untuk apa, wak ?
Duladi : Untuk mengosongkan pikiran dan menyediakan diri dirasuki oleh roh kegelapan. Kita sudah sama-sama tahu bahwa Awloh adalah nama diri dari Iblis.
Ketika anda menyebut-nyebut nama itu terus-menerus dalam hati anda hingga di dalam pikiran anda tidak ada yang lain dan hanya ada nama itu saja, maka roh kegelapan akan merasuki diri anda dan secara otomatis sifat-sifat jahat yang selama ini Islam ajarkan akan menempel ke dalam kalbunya.
Yang berdzikir akan menjadi menjiwai watak nabi dan Awloh yang bengis dan tak waras. Maka ketika ada sekumpulan muslim sedang berdzikir, hati-hatilah anda jangan mengusik mereka, karena bila mereka dibangunkan mereka bisa segera bertindak beringas.
Satu contoh beritanya bisa anda baca disini: http://news.okezone.com/read/2008/09/08/1/143905/redirect

Efek dzikir adalah sama seperti ekstasi. Muslim tidak perlu meminum pil koplo itu, cukup mereka mengulang-ulang terus kata-kata dzikir di dalam hatinya, lama-kelamaan mereka menjadi koplo, kepala geleng-geleng terus, sambil mulut komat-kamit mengucapkan mantera.



Kafir   : Kepala geleng-geleng, wak ? Tanpa musik ? Kalau di diskotik, setahu saya orang-orang menenggak pil ekstasi lalu sambil diiringi musik mereka menjadi koplo, tubuh goyang-goyang terus dan kepala geleng-geleng kayak orang teler.
Duladi : Apakah anda pernah ke diskotik dan minum pil ekstasi ?
Kafir   : Tidak pernah wak, saya hanya tahu itu dari berita-berita saja, kan di TV sering ditayangin wak. Jadi saya tahu orang yang lagi sakauw itu seperti apa.

Duladi : Kalau ke diskotik haram, tetapi kalau menjadi teler lewat dzikir tidaklah haram. Gara-gara terlalu banyak berdzikir otak menjadi malas berpikir, menjadi koplo atau teler, pandangan mata kosong dan mudah tersulut amarah ketika disenggol.
Ini semua adalah akibat dari ritual dzikir, di mana mereka menyediakan diri mereka agar dirasuki oleh Awloh / ruh Muhammad sehingga mereka tidak lagi menjadi pribadi yang positif tetapi menjadi "zombie".
Secara fisik mereka adalah muslim, tapi spirit / jiwa yang menggerakkan tubuh tersebut bukan si muslim, tetapi Awloh / Muhammad.

Kafir   : Saya pernah menyaksikan muslim sewaktu acara tahlil, Pak. Persis seperti yang Bapak katakan, mereka terus mengulang-ulang kata "la ila ha ilaallah" sampai ratusan kali sambil kepala goyang-goyang kayak orang sehabis minum pil koplo. Mulanya mereka melantunkannya dengan ritme yang perlahan selaras dengan perlahannya gelengan kepala mereka. Semakin lama mereka mengucapkannya dengan cepat dan sangat cepat, begitu juga dengan gelengan kepala mereka sehingga tampak seperti orang SAKAU kelas berat .... Ternyata itu adalah dzikir. Oke Pak, terima kasih atas pengetahuannya. Saya harus lebih berhati-hati dengan muslim.

Duladi  : Sudah saya duga, anda (kapir kolopir)akan cepat MEMAHAMI SIFAT IBLIS DALAM AJARAN ISLAM.

akhirul kalam
wabillahi taufiq wal hidayah
wassalamu'alaikum warrahmatullah wabarakatuh


Selasa, 02 Juni 2015

Kesalahan Lia Eden Sama Dengan Kesalahan Muhammad!

Kesalahan Lia Eden Sama Dengan Kesalahan Muhammad!

Oleh: H. Aljabar


Itulah pernyataan yang sudah dipikir matang-matang dari seorang saksi ahli lulusan Melbourne University jurusan Studi Islam, dalam sidang Mahkamah Konstitusi kasus Permohonan Penghapusan UU Penodaaan Agama. “Saya di ruang kelas selalu berpikir apakah menyembunyikannya atau membukanya. Saya sudah konsultasi ke teman-teman tentang pernyataan ini, apakah harus diungkapkan atau tidak. Saya juga sudah mengoreksi draft untuk MK hingga beberapa kali,” kata Luthfi Assyaukanie.

Pernyataan Luthfie membuat suasana sidang di MK memanas. Pihak terkait dari Muhammadiyah, NU, MUI, DDII pun sontak langsung mengajukan keberatan dan pertanyaan. Dan...“Munafik!” teriak massa dari balkon sidang (detikNews, 17 Februari 2010).

KESALAHAN APAKAH?

Terlebih dahulu kita perlu tahu kasus tragis Lia Aminudin, pendiri Komunitas Eden, yang kini lebih dikenal sebagai Lia Eden, pemimpin agama baru yang disebut Salamullah. Menurut Bunda Lia, peristiwa ajaibnya diawali sewaktu dia melihat sebuah bola bercahaya kuning berputar-putar di udara, dan lenyap ketika berada di atas kepalanya. Hal ini terjadi di serambi rumahnya di tahun 1974 tatkala ia lagi bersantai dengan abang mertuanya. Peristiwa ajaib kedua terjadi pada malam 27 Oktober 1995 ketika dia sedang ber-shalat. Ketika itulah dia merasakan kehadiran Jibril secara nyata. Dan tidak lama setelah itu, Lia Eden pun mulai menerima bimbingan Malaikat Jibril secara berkala, hingga kini.

Selama proses pembimbingan itu, ia mengatakan bahwa Malaikat Jibril menyucikan dan mendidik dirinya melalui ujian-ujian sehari-hari yang sangat berat, termasuk pengakuan-pengakuan kontroversial yang harus dinyatakannya kepada masyarakat atas perintah Jibril. Tuhan memberinya nama Lia Eden sebagai pengganti namanya yang lama.

Lia juga menyebut dirinya Imam Mahdi yang muncul di dunia sebelum hari kiamat untuk membawa amanat, keamanan dan keadilan di dunia.

Pada tahun 2000, agama Salamullah ini diresmikan oleh pengikut-pengikutnya sebagai sebuah agama baru. Agama Salamullah mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir. Pernyataan bahwa Muhammad adalah Nabi terakhir, dimaksudkannya bukan sebagai “stop” bagi nabi lain yang muncul belakangan. Melainkan stop bagi Islam, yang memang ia telah diberikan wewenang oleh Tuhan untuk menghapuskannya. Lia Eden justru mengakui sosok pembawa kepercayaan yang lain seperti Buddha Gautama, Yesus Kristus dan Kwan Im, Dewi pembawa rahmat yang disembah orang Tionghoa akan muncul kembali di dunia. Ia juga menempatkan diri sebagai Bunda Maria dan sekaligus sebagai inkarnasi Jibril dalam wujud fisiknya, yang dari waktu ke waktu menerima wahyu untuk disampaikan kepada umat manusia, termasuk teguran-teguran kepada Pemerintah Indonesia. Maka ia segera menjadi batu sandungan bagi Majelis Ulama Indonesia dan juga anasir-anasir radikal Islam yang menganggapnya sebagai bidat dan penghujat Islam.

Ia ditangkap atas dasar penistaan agama, dan pengadilan menjatuhkan hukuman dua tahun penjara kepadanya. Antara lain atas dakwaan mengajarkan ber-shalat bukan hanya dalam satu bahasa Arab, memelintirkan tafsiran pada sejumlah ayat-ayat Al-Quran demi mendukung gagasan ke-jibrilan-nya, serta menghalalkan makan babi. Lia Eden sempat meminta majelis hakim untuk menghadirkan Jibril ke persidangan. Ia menyatakan, pertanyaan majelis hakim seharusnya ditujukan kepada Jibril, bukan dirinya. Namun dipenjara selama 2 tahun tidak membuat pimpinan Kerajaan Eden ini tobat dari iman dan ajarannya. Setelah bebas dari Rutan Pondok Bambu pada 30 Oktober 2007, ia menyatakan akan terus melanjutkan ajarannya meskipun divonis sebagai ajaran sesat oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan MUI. Dan benarlah! Tak lama kemudian Lia meneruskan ajaran yang diyakininya, dan belakangan ini ia ditangkap lagi dan dijatuhi hukuman selama dua setengah tahun! Lia terbukti bersalah melakukan penistaan dan penodaan agama. Putusan ini dibacakan oleh Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, awal Juni 2009, dan menyatakan Lia terbukti melakukan penistaan agama karena telah menyebarkan 4 risalah kepada berbagai institusi termasuk Presiden RI pada tanggal 23 November hingga 2 Desember 2008. Diantaranya pernyataan menyerukan penghapusan agama islam dan agama-agama lainnya.

Sekalipun Lia Eden ditetapkan menjadi terdakwa dengan tuduhan penodaan atas agama Islam, namun ia bersikukuh berpendapat bahwa penghapusan agama yang dimintanya bukan penodaan agama. Melalui rilis yang dibagikan di Polda Metro Jaya, Jakarta tertanggal 16/12/2008, Lia Eden menyebutkan, tidak ada pasal hukum apa pun yang dapat dipaksakan untuk menjerat dia atau pengikutnya sebagai tersangka.

Berikut edaran Lia Eden:

Aku Malaikat Jibril turun tangan menjadikan peristiwa ini untuk memperjelas hukum yang salah, yaitu pasal 156 a KUHP tentang penodaan agama yang telah 2 kali ingin dijeratkan sebagai kesalahan Lia Eden. Itu karena tidak ada pasal hukum yang bisa dipakai. Tetapi apakah keadilan hukum dapat diharapkan sedemikian. Fatwa Tuhan tentang penghapusan semua agama bukan kejahatan penodaan agama. Marilah seluruh umat mengkaji tentang fatwa Tuhan yang Maha Kudus tersebut. Sebab, Lia Eden dan semua pengikutnya akan bertahan menyatakan diri tidak bersalah menghadapi laporan Abdurahman Assegaf yang nyata-nyata seorang teroris dan menyulut anarkisme dan perusakan rumah ibadah. Apakah laporannya itu lebih dipentingkan kepolisian RI atau kebenaran wahyu Tuhan. Aku Malaikat Jibril membalikkan semua dan aku akan mengakhiri kebiadaban agama di dunia ini (detikNews, 16/12/2008).

Lia Eden kembali ditangkap oleh pihak kepolisian. Namun ia tetap pada pendiriannya, dan memproklamirkan dirinya sebagai utusan Allah lewat Jibril. Pro & Kontra menghiasi penangkapan kembali Lia Eden, dan kali ini, disamping Jaringan Islam Liberal, ketua Badan Pengurus SETARA Institute, Hendardi, menganggap ditangkapnya Lia Eden sebagai bukti bahwa keyakinan seseorang atau komunitas tidak bisa diadili. “Sekalipun Lia Aminudin telah dihukum selama 2 tahun, tetap saja keyakinannya tidak akan bisa sirna dan tetap menjadi keyakinannya. Keyakinan bukanlah domain hukum tapi soal yang transendental, karena itu dalam peradaban yang humanis, hak kebebasan beragama haruslah dijamin”, kata Hendardi dalam rilis kepada detikcom, Senin (15/12/2008).

Menurut Hendardi, hukum bekerja pada domain material, terukur, dan konkret, karena itu hukum beroperasi di atas fakta-fakta hukum, bukan fantasi atau asumsi para penegak hukum atas sebuah tindakan kejahatan. Kebebasan beragama adalah hak dasar setiap manusia yang dijamin dalam konstitusi Indonesia dan hukum internasional hak asasi manusia. Karena itu, pembatasan atas nama apa pun tidak bisa dibenarkan. Sebaiknya pemerintah belajar dari berbagai peristiwa serupa, bahwa membunuh keyakinan orang tidaklah mungkin dilakukan oleh negara, sekalipun dengan jalan kekerasan. Indonesia yang telah meratifikasi Kovenan Sipil dan Politik, sesungguhnya berkewajiban memenuhi hak untuk bebas berkeyakinan.

Luthfie Assyaukanie PhD., saksi ahli untuk UU Penodaan Agama ini memang mencontohkan apa kesamaannya seorang Lia Eden dengan seorang Muhammad dalam hal yang dipersalahkan masyarakat. Dalam sidang Mahkamah Konstitusi di Gedung MK, tanggal 17 Februari 2010, saksi ahli ini menilai kasus Lia Eden sama dengan awal penyebaran Islam oleh nabi Muhammad SAW. Dalam pandangan ilmu keislamannya yang jernih, ia cukup berani berkata: “Apa yang dilakukan oleh Lia Aminudin, sama seperti yang dilakukan Nabi Muhammad. Kesalahan Lia sama dengan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad waktu munculnya Islam.” Menurut dia, awalnya Islam (dianggap) salah menurut orang Quraisy. Muhammad lalu dikejar-kejar oleh kelompok mayoritas. Hal ini sama dengan sekarang, anggapan dan perlakuan orang terhadap Lia Eden.


KESALAHAN LIA EDEN YANG SAMA FATAL DENGAN MUHAMMAD

Luthfie Assyaukanie cukup berani menganalogikan Lia dengan Muhammad, sehingga pada zamannya masing-masing keduanya sama-sama telah dikejar-kejar oleh kaum mayoritas setempat. Tetapi agaknya Lutfie belum cukup berani mengungkapkan semua yang diketahui-nya sebagai seorang ilmuwan dalam Study Islam, yaitu menganalogikan jenis kesamaan yang jauh lebih fundamental diantara kedua pihak tersebut. Sebab apa yang telah diperbandingkan Luthfie hanyalah fenomena keagamaan yang memang terjadi dimana-mana. That’s no big deal! Bukankah para rasul Tuhan yang dianggap membawa “ajaran-baru” selalu dianggap mengganggu dan sesat, didustakan dan dibunuh? Di abad ke-7, Al-Quran sendiri menegaskan hal-hal semacam ini berulangkali:

Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh? (Qs.2:87, 5:70)

Dan di abad ke Satu (Masehi), bukankah Yesus dan praktis semua rasulnya juga ditangkap, dianiaya dan dibunuh? Itu semua terjadi karena kebenaran dan keadilan dunia disandarkan pada nafsu kekuasaan mayoritas, bukan kepada hati nurani dan hikmat yang terdalam. Ketika tradisi dan agama main-stream berhadapan dengan gagasan “asing” yang baru muncul dan yang masih lemah (dalam kekuatan politik dan fisik) dibandingkan dengan pihak minoritas, maka mayoritas cenderung merasa dirinya terganggu dan terancam. Ia sebagai abang-tua merasa harus memberi pelajaran kepada si pendatang dan bukannya diberi pelajaran!

Tidakkah hal yang sama terjadi pula pada awal-awal pemunculan aliran Syi’ah di tengah-tengah mayoritas Sunni? Mereka juga sempat dinyatakan sebagai sekte Islam yang sesat, menyesatkan, dan kufur. Lihat terbitan LPPI tentang Makalah Seminar Nasional Tentang Syi’ah tahun 1997. Kata-kata sambutan dari semua tokoh-tokoh besar Islam di situ telah menghujat Syi’ah sedemikian bersalah dan berbahayanya, sehingga menginginkan aliran ini dilarang di Indonesia. Karena seringnya mereka “dikejar-kejar” di dunia, maka Syi’ah harus menghalalkan doktrin penipuan-suci yang terpaksa dilakukannya, yang terkenal disebut sebagai taqiyah, dusta mana didasarkan pada benih ajaran Muhammad juga (Qs.16:106, 3:28).

Ketika keselamatan mereka terancam oleh kaum Sunni, maka pengingkaran iman Syi’ah mereka (dengan berpura-pura menjadi penganut Sunni sementara) dinyatakan halal demi nyawa dan Islam Syi’ah! Belakangan, karena doktrin taqiyah menunjukkan keampuhan, maka taqiyah kini malah dianut secara luas dalam segala bidang kehidupan, ya oleh Syi’ah, ya oleh Sunni – dengan mantera “demi Islam”! Semua pihak merujuk kepada Muhammad yang pernah berkata: “Taqiyah akan berjalan hingga kepada hari kebangkitan” (Shahih Bukhari Vol. 9, Buku 89).

Kini Syi’ah telah bangkit menjadi perkasa di Indonesia seperti sekarang ini dibawah kepeloporan Iran. Maka siapakah yang usil atau berani mengejar-ngejar mereka seperti dulu? Toko-toko buku malahan penuh dengan literatur-literatur mereka, tersedia secara bebas bahkan dominan! Inilah fenomena umum dalam analogi “kesalahan Lia Eden sama dengan kesalahan Muhammad”. Tetapi, that’s no big deal! Bahkan bukan berita (news) lagi. Itu bukan bagian dari kesalahan fundamental yang sama bagi keduanya. Apalagi pihak mayoritas kini tidak cukup punya integritas untuk menuding pihak lainnya ber-taqiyah ria.

Kesalahan yang sama dan yang utama adalah justru terletak pada kenyataan bahwa mereka sama-sama mengklaim dirinya sendiri sebagai Utusan Allah via Jibril! Tidak ada Nabi terdahulu yang mengurapi-nya. Tidak ada otoritas Tuhan yang menyaksikan kerasulan dirinya. Semisal Lia Eden, kita tahu betapa dia mengklaim dirinya sendiri lewat wahyu “Peresmian Kerajaan Tuhan” tahun 2005.

Aku Allah. Aku Tuhanmu. Aku sedang di hadapanmu. Aku menjadikan Kerajaan-Ku di sini. Jadilah, maka jadilah. Dan Aku jadikan Lia Eden ratu dan raja sekaligus di Kerajaan-Ku Eden. Jadilah, maka jadilah. Akulah pencipta semesta. Dan Akulah yang menjadikan dan meresmikan Kerajaan-Ku itu di sini. Dan apabila Aku telah meresmikan Kerajaan-Ku di sini, maka jadilah penghakiman-Ku bagi seluruh umat manusia di dunia. Tiadalah ada kebahagiaan, tiadalah ada kegembiraan tiadalah ada kemaslahatan. Semua orang menderita dan Aku hakimi. Tapi di Surga-Ku, Kudirikan Kerajaan-Ku. Dan inilah hari Kuturunkan Kerajaan-Ku. Kujadikan fatwa-Ku ini sebagai peresmian Kerajaan-Ku di atas bumi. Jadilah, maka jadilah…dst.

Begitu pulalah pola kejadian kenabian Muhammad. Ia dikunjungi dan ditekan/dicekik oleh Ruh (?) di gua Hira. Disuruh membacakan ayat, “Iqra!” maka selang beberapa waktu kemudian ia menganggap saat “Iqra” tersebut itulah sebagai saat pentahbisan (pengurapan) kenabian dirinya, Rasul Allah Yang Maha Kuasa yang mengangkat dirinya sendiri!

Tetapi apa yang diam-diam dirasakan oleh sebagian Muslim yang bernalar kritis tentang jati diri “Jibril”? Bukankah kesosokannya sunguh sebuah misteri terbesar dalam Islam yang tidak berani dibukakan oleh Muslim? Telah diutarakan dalam artikel-artikel di sini (tentang Jibril versus Gabriel), bahwa tak ada Quran dan tak ada Islam jikalau tak ada Jibril. Namun nyatanya dalam seluruh Quran, nama Jibril hanya muncul diperkenalkan dan disebutkan 3 kali, setelah belasan tahun Muhammad digeluti oleh Jibril! (Qs.2:97, 98 dan 66:4). Itu tentu pemunculan yang sangat terlambat dan tidak wajar, karena ia tidak pernah diperkenalkan secara pantas di Mekah!

[Awas, jangan Anda terkecoh dengan periwayatan tradisi, seolah Jibril telah memperkenalkan dirinya dengan berseru kepada Muhammad demi mencegah dia bunuh diri dari atas bukit: “Muhammad! Engkau Rasul Allah, dan aku Jibril”. Itu bukan kalimat perkenalan diri. Itu juga bukan disampaikan sebagai kalimat wahyu dari Ruh (melainkan tuturan Ibn Ishaq dalam Sirat Nabi), padahal perkenalan-diri dari satu sosok Ruh, mutlak harus berupa wahyu agar kredibel dan layak. Dengan hanya menyebut “Aku Jibril”, maka Jibril sungguh tidak memperkenalkan siapa dirinya, kecuali berusaha merancukan kesejatian dirinya].

Penampilan yang berubah-ubah serta penyebutan-nama yang simpang siur dari ruh ini (Ruhulqudus, Ruhul-Amin, Rasul Karim, Ruh daripadaNya, dzu Mirah dll., atau hanya sekedar “Ruh” saja), telah disimplifikasi sesukanya oleh para ulama seolah-olah dia memanglah Jibril yang sama dengan Gabriel Alkitab yang berkata secara jelas: “Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu” (Lukas 1:19).

Sekalipun sosok Jibril itu tidak jelas bagi Muhammad maupun Lia, namun Lia mengklaim Jibril sebagaimana Muhammad. Mereka serta merta mengklaim dirinya masing-masing sebagai Utusan Allah. Keduanya tidak pernah membuktikan Jibril-nya itu siapa, melainkan secara naïf meng-copy kesamaannya dengan Gabriel Alkitab, namun gagal. Sebab yang asli turun sebagai utusan Tuhan dengan otoritas surgawi yang jelas. Gabriel mampu menunjukkan kuasa bernubuat maupun kuasa bermujizat untuk membuktikan dirinya dari surga, hal yang tidak pernah mampu diperlihatkan oleh Jibrilnya Muhammad maupun Lia. Dia menubuatkan kelahiran Yahya dan Isa dari rahim-rahim yang mustahil dapat hamil. Sedang Jibrilnya Muhammad hanya mampu mencontek kisah lama Zakharia dan Maryam, itupun diriwayatkan dengan kesalahan-kesalahan (di Surat Maryam), lalu coba diperbaiki dalam surat Ali Imran.

Misalnya antara lain, di surat Maryam dikatakan “Jibril” datang kepada Maryam dalam bentuk seorang laki-laki sempurna (ayat 17), lalu diwahyukan di surat Ali Imran 3:42,45 menjadi “para malaikat” (jamak). Sementara di surat Maryam, Tuhan sendiri yang berkata-kata langsung dengan Zakharia, tiba-tiba di surat Ali Imran Tuhannya dirubah menjadi para malaikat (jamak, ayat 39) – bahkan diterjemahkan sebagai “Jibril” – demi mencocokannya dengan risalah di Kitab Injil!

Gabriel berkuasa menghukum Zakharia menjadi bisu seketika, dan tepat menubuatkan kapan bisunya akan terbebaskan. Sedang Jibrilnya Lia meleset ketika menubuatkan hari bencana Tsunami yang akan menerjang pulau Jawa di awal tahun 2005, khususnya di Pelabuhan Ratu Pantai Selatan, lalu mencari alasan untuk mengaburkan kesalahannya. Gabriel tahu dan menyapa nama dan memberi salam damai kepada orang-orang yang dikunjunginya. Dia bukan sosok misteri (baca: siluman) yang mengunjungi Muhammad di gua dengan gaya “mencekik” dan menteror, serta menyampaikan “wahyu” dengan memberatkan kejiwaan NabiNya lewat deringan lonceng di telinganya, bibir bergemetaran, jantung berdegub dan keringat bercucuran dll. Dia...Dan yang paling pokok – Gabriel berbeda hakekat dengan Jibril – dia tidak pernah memberitakan suatu firman Tuhan lalu mengacak dan menggantikan isi beritanya, sedang Jiril membisikkan ayat-ayat Allah kepada Muhammad untuk kemudian diacak-acak urutannya (non kronologis), dan bahkan untuk dibatalkan dan digantikan dengan ayat yang lain (doktrin nasikh-mansukh, Qs.2:106).

Pernyataan Luthfie “Kesalahan Lia Eden sama dengan kesalahan Muhammad” tidaklah meleset dari segi bukti dan saksi sejarah. Mereka sama salahnya karena memproklamirkan risalah surga dan kenabian-diri tanpa menyertakan bukti dan saksi pihak ketiga. Sama-sama Jibril-nya yang misterius harus mereka bela, sehingga perlu mereka legendakan secara besar-besaran agar tak kentara ia tak berkuasa untuk bernubuat dan melakukan mujizat. Adakah Zakharia, Maryam, Yahya dan Isa Almasih menggembar-gemborkan dan melegendakan Gabriel mereka? Tidak ada, dan tak perlu! Tetapi nyatanya, mereka yang melegendakan Jibrilnya justru tidak bisa saling berdialog intim dengan sang Jibril sebagaimana Zakharia dan Maria bisa berdialog dan bertanya apa saja kepada Gabriel. Semua pewahyuan Jibril hanya one-way-traffic, pendiktean yang keseluruhannya diucapkan sendiri dari mulutnya. Itu sebabnya kenapa Muhammad dan Lia tidak bisa bertanya dan berbincang-bincang dengan Jibrilnya sebagaimana Maryam bebas bertanya lebih jauh: “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezinah!” (Qs.19:20)

Jadi, kita pantas bertanya, kenapa Jibril perlu mengubah pola penyampaian wahyuNya kepada nabi terbesarnya? Adakah wahyu satu arah lebih unggul ketimbang wahyu dialogis? Siapakah Jibril yang mengubah-ubah hal itu?

Kita tidak begitu tahu siapa persisnya yang telah turut mengabsahkan Lia Eden sebagai utusan Allah selain dirinya sendiri. Tetapi kita lebih tahu dari buku biografi Muhammad yang otoritatif, bahwa justru Siti Khadijah (!) yang men-test Jibril, lalu mengabsahkan kenabian suaminya, dan akhirnya ini dipercaya dan dibenarkan oleh Muhammad pula, dan diikuti oleh semua Muslim yang merasa tak perlu meragukan lagi apa pun tentang isu kenabian Muhammad!

Testing Khadijah adalah menarik, sekaligus lucu. Terbit gagasannya untuk melakukan testing apakah ruh (“Jibril”) yang mengunjungi suaminya itu ruh dari Tuhan atau ruh-nya setan. Asumsinya adalah bahwa seorang “Jibril” tentulah tidak bermata jalang yang suka hal-hal yang porno. Jadi ia pun memberi instruksi kepada Muhammad agar segera memberitahukan kepada-nya apabila Muhammad melihat temannya (Jibril) itu datang mengunjunginya. Ketika “teman” tersebut datang, maka Khadijah menyuruh suaminya duduk di paha kirinya sambil bertanya: “Apakah engkau masih melihat dia?” Muhammad menjawab “Ya”. Lalu Khadijah minta Muhammad pindah duduk ke paha kanannya sambil bertanya hal yang sama. Ketika Muhammad menjawab bahwa ia masih melihat temannya, maka ia pun melenguh dan mencopot jilbabnya (memperlihatkan aurat) dan menanyakan hal yang sama. Dan kali ini Muhammad bilang bahwa temannya tidak lagi kelihatan! Maka khadijah-pun berteriak, “Bersukacitalah, sepupuku, dan bergembiralah, sebab demi Allah, itu adalah benar-benar malaikat dan bukan setan!

[Ibn Ishaq menambahkan, “Ketika saya menceritakan tradisi ini kepada Abd Allah Ibn Hassan, ia berkata, “Saya mendengar periwayatan yang sama dari ibu saya Fatima, putri Husain, atas nama Khadijah.” Menurut versi ini Khadijah menempatkan Nabi ke bawah pakaiannya (bukan diatas pahanya), saat yang mana sang Jibril lalu menghilang”]. (lihat Ibn. Hisham “The Life of Muhammad”, vol.1, p.71, expanded by Abd al-Masih).

Itulah testing satu-satunya yang pernah ada terhadap kenabian Muhammad. Itu tidak dilakukan oleh nabi yang ditunjuk Tuhan, melainkan oleh istrinya sendiri yang begitu ingin mendamaikan hati suaminya yang gelisah. Khadijah bukan kepanjangan tangan Tuhan, ia bahkan belum masuk Islam dikala itu dan tidak sempat menunaikan shalat lima waktu. Sayangnya (dan lucunya) testingnya sebisa-bisanya hanya dikaitkan dengan unsur seksual kedagingan yang menjadikan suaminya sah seorang Nabi Allah! “Jibril” yang tidak hadir dalam “adegan aurat wanita” dipastikan adalah Utusan Tuhan yang sejati, dan bukan jibril-jibrilan?! Tetapi yang paling harus disayangkan adalah bahwa proklamasi Khadijah ini justru diterima mentah-mentah oleh Nabi Muhammad sebagai sah dari Tuhannya! Siapa yang lebih bersalah???


Senin, 20 April 2015

Ulama sepakat bahwa peringatan Isra' mi'raj adalah bid'ah


Ulama sepakat pertingatan isra' mi'raj adalah bid'ah

Pertanyaan:
Assalamu alaikum..
Sebentar lagi ada peringatan Isra Mi’raj. Ada yg mengatakan bahwa Isra’ Mi’raj tidak terjadi di bulan Rajab, apakah ini benar? Lantas, bagaimana hukum peringatan Isra Mi’raj?
Trims..

Jawaban:
Wa alaikumus salam wa rahmatullah.
Tanggal 27 Rajab menjadi satu agenda penting bagi kaum muslimin. Mereka meyakini bahwa pada tanggal itu terjadi peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Padahal para ulama berselisih pendapat tentang tanggal terjadinya Isra’dan Mi’raj. Disebutkan oleh Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfuri, ada sekitar 6 pendapat ulama, terkait dengan penentuan waktu kejadian Isra’ dan Mi’raj.

- Pertama, Isra’ dan Mi’raj terjadi di tahun pertama ketika beliau diangkat sebagai Nabi. Ini adalah pendapat At-Thabari.

- Kedua, Isra’ dan Mi’raj terjadi lima tahun setelah beliau diutus sebagai Nabi. Ini adalah pendapat yang dipilih oleh Imam An-Nawawi dan Al-Qurthubi.

- Ketiga, Isra’ Mi’raj terjadi di malam 27 Rajab, tahun 10 setelah kenabian (sepuluh tahun setelah beliau diutus menjadi Nabi). Ini pendapat Al-Manshurfuri.

- Keempat, peristiwa Isra’ terjadi 16 bulan sebelum beliau hijrah ke Madinah, tepatnya di bulan Ramadhan tahun 12 setelah kenabian.

- Kelima, peristiwa ini terjadi setahun dua bulan sebelum hijrah, atau tepatnya di bulan Muharram tahun 13 setelah kenabian.

- Keenam, Isra’ Mi’raj terjadi satu tahun sebelum beliau hijrah ke Madinah, tepatnya di bulan Rabi’ul Awal tahun 13 setelah kenabian.

Dari enam pendapat di atas, 3 pendapat pertama tertolak dan bertentangan dengan realita sejarah lainnya. (Lihat Ar-Rahiqum Makhtum, hal. 85)

Bagaimana analisisnya?
Sebelumnya kami tegaskan –barangkali ada sebagian kaum muslimin yang belum paham–, urutan bulan hijriyah: …Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, dst.

Kemudian, sebagaimana yang kita ketahui, sekembalinya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Isra’ Mi’raj, beliau membawa syariah shalat lima waktu. Sementara para ahli sejarah menegaskan bahwa Khadijah meninggal di bulan Ramadhan tahun kesepuluh setelah kenabian. Ini sebagaimana yang ditegaskan Ibnul Jauzi (Talqih Fuhum Ahlil Atsar, hal. 7). Padahal sampai Khadijah meninggal belum ada kewajiban shalat lima waktu.

Jika dua peristiwa ini, yaitu Isra’ Mi’raj dan wafatnya Khadijah terjadi dalam tahun yang sama, tahun sepuluh setelah kenabian, tentunya di bulan kematian Khadijah radhiallahu ‘anha, kewajiban shalat sudah ada. Karena urutan bulan Rajab jatuh sebelum ramadhan.

Adapun tiga pendapat terakhir, Al-Mubarakfuri memberi komentar, “Untuk tiga pendapat sisanya, saya belum mendapatkan keterangan yang menguatkan salah satu pendapat tersebut. Hanya saja, konteks surat Al-Isra’ menunjukkan bahwa peristiwa ini terjadi di waktu-waktu terakhir di Mekah.”

Ulama Sepakat Peringatan Isra’ Mi’raj adalah Bid’ah
Para ulama sepakat bahwa peringatan Isra’ Mi’raj adalah acara bid’ah. Ibnul Qayim menukil keterangan Syaikhul Islam Ibn Taimiyah, yang mengatakan, “Tidak diketahui dari seorang-pun kaum muslimin, yang menjadikan malam Isra’ Mi’raj lebih utama dibandingkan malam yang lainnya. Lebih-lebih menganggap bahwa malam Isra’ lebih mullia dibandingkan lailatul qadar. Tidak seorangpun sahabat, maupun tabi’in yang mengkhususkan malam Isra’ dengan kegiatan tertentu, dan mereka juga tidak memperingati malam ini. Karena itu, tidak diketahui secara pasti, kapan tanggal kejadian Isra’ Mi’raj.” (Zadul Ma’ad, 1/58 /59).

Ibnu Nuhas mengatakan, “Memperingati malam Isra’ Mi’raj adalah bid’ah yang besar dalam urusan agama. Termasuk perkara baru yang dibuat-buat teman-teman setan.” (Tanbihul Ghafilin, hal. 379 – 380. Dinukil dari Al Bida’ Al Hauliyah, hal. 138)
Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah).
Artikel http://www.KonsultasiSyariah.com
========================
Beberapa Pendapat/Artikel Mengenai Bid'ah:
http://konsultasisyariah.com/memahami-b ... ontohnya-2
Contoh nyata bid’ah adalah tahlilan dan peringatan kematian. Jika ditilik dari definisi di atas maka perbuatan ini termasuk bid’ah,.......
http://id.wikipedia.org/wiki/Bidah

Bid‘ah (Bahasa Arab: بدعة) dalam agama Islam berarti sebuah perbuatan yang tidak pernah diperintahkan maupun dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW tetapi banyak dilakukan oleh masyarakat sekarang ini. Hukum dari bidaah ini adalah haram.
http://almanhaj.or.id/content/2266/slash/0

Siapa pun yang berbuat bid’ah dalam agama, walaupun dengan tujuan baik, maka bid’ahnya itu, selain merupakan kesesatan, adalah suatu tindakan menghujat agama.....
http://alhikmah.web.id/2009/06/pengertian-bidah/

Ibnu Hajar al As Qalani dalam Fathul Bari menjelaskan:
“Dan yang dimaksud dengan sabdanya “Setiap bid’ah adalah sesat” yakni apa yang diadakan dan tanpa dalil padanya dari syari’at baik dengan jalan khusus maupun umum”[2]

Setiap Bid'ah Adalah Sesat

Minggu, 19 April 2015

Islam masuk ke indonesia karena kebaikan umat Hindu dan Budha

= Mengungkap Pelintiran Berita Oleh Islam =

Muslim: Islam masuk ke Indonesia dengan damai, Pak, tidak dengan penyerangan. Islam disebarkan oleh para pedagang Gujarat dari India.

Duladi: Islam bisa masuk ke Indonesia dengan damai, bukan karena kebaikan islam, tapi karena kebaikan Hindu dan Budha. Catat itu. Coba kamu bandingkan dengan daerah yang sudah dikuasai oleh Islam, apakah agama lain bisa masuk ke wilayah Islam dengan damai ?

Pikirkan dan renungkan.
Sejarah akan berulang, dan Bali akan mengalami nasib serupa.
Bali yang beragama Hindu menerima kehadiran orang-orang muslim dari Jawa dengan ramah. Tapi jangan harap penduduk asli Bali akan menerima perlakuan yang sama bila kelak Islam menguasai Bali sepenuhnya.

Saat ini, masih banyak umat Hindu di Bali yang mengijinkan anak-anak perempuan mereka dinikahi oleh pemuda muslim.
Tapi jangan harap, Islam mengijinkan anak-anak perempuan muslim dinikahi oleh pemuda Hindu.

Ini sama sekali bukan provokasi, tapi inilah KENYATAAN yang harus kita ungkap.
Kita harus berani mengungkap keculasan Islam dan ajaran-ajarannya yang busuk itu.
Jika kita takut kepada setan, setan akan memakan kita sampai kita habis tak bersisa.

Akhirul Kalam
Wabillahi Taufiq Wal Hidayah
Wassalamu'alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh



Kamis, 13 Juni 2013

Rabu, 29 Mei 2013

Surga tak seindah dibayangkan









Semua dapat di atur..SURGO? WANI PIRO?